Equityworld Futures | Inversi Yield: Tanda Resesi & Penyebab Ambruknya Wall Street

Equityworld Futures | Inversi Yield: Tanda Resesi & Penyebab Ambruknya Wall Street

Equityworld Futures | Imbal hasil atau yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) Jumat (22/3/2019) pekan lalu membuat para pelaku pasar kehilangan kepercayaan atas kekuatan perekonomian Negeri Paman Sam dan seluruh dunia.

Hal itu terjadi hanya beberapa hari setelah bank sentral AS Federal Reserve memangkas proyeksi pertumbuhan perekonomian terbesar di dunia itu.

Kabar buruk yang terjadi di hari Jumat itu adalah terbaliknya besaran yield antara obligasi bertenor pendek dan panjang atau dikenal dengan nama inverted yield (inversi yield).
Inversi yield, terutama antara obligasi bertenor tiga bulan dan 10 tahun, dipandang para pelaku pasar sebagai indikator resesi yang penting, dilansir dari CNBC International.

Akhir pekan lalu, yield obligasi pemerintah AS tenor tiga bulan berada di 2,4527%, lebih tinggi ketimbang tenor 10 tahun yang sebesar 2,4373%. Ini menjadi kejadian pertama sejak Januari 2017, dikutip dari Newsletter Tim Riset CNBC Indonesia.

Inversi antara tenor tiga bulan dan 10 tahun seringkali dijadikan indikator terjadinya resesi setidaknya dalam 18 bulan ke depan. Investor yang meminta ‘jaminan ‘ lebih tinggi untuk instrumen jangka pendek menggambarkan pembacaan yang suram terhadap kondisi perekonomian dalam waktu dekat.
Penurunan yield untuk obligasi negara AS bertenor 10 tahun itu mendorong imbal hasilnya ke level terendah sejak Januari 2018.

Pergerakan imbal hasil di Jumat tersebut menambah panjang tren pelemahan yield obligasi AS. Yield untuk surat utang bertenor 10 tahun telah turun 16 basis poin sejak Senin sementara yield obligasi bertenor 30 tahun telah kehilangan hampir 15 basis poin dalam periode yang sama, tulis CNBC International.
Harga Emas Makin Berkilau Sambut Akhir Pekan | Equityworld Futures
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures
“Saya akan menggarisbawahi bahwa spread yield tiga bulan dan 10 tahun sangat penting sebab The Fed telah melakukan berbagai riset yang memprediksikan resesi di masa depan dan menemukan bahwa indikator ini penting,” kata ahli strategi suku bunga di BMO Capital Markets, Jon Hill.

Ia menambahkan bahwa meski inversi saat ini tidak menjamin terjadinya resesi, riset BMO terhadap model Fed New York dan Cleveland menunjukkan 30% peluang akan terjadi resesi dalam 12 bulan ke depan.

Salah satu spread yang juga dipantau Wall Street adalah selisih antara yield obligasi bertenor dua tahun dan 10 tahun yang saat ini masih positif.

Inversi yield itu membuat Wall Street ambruk Jumat pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1,77%, S&P 500 ambrol 1,89%, dan Nasdaq Composite jatuh 2,5%.

Equityworld Futures

Leave a comment