PT Equity World | Investor Taruh Dana di Wall Street, Bursa Saham Asia Berjuang Reli

PT Equity World | Investor Taruh Dana di Wall Street, Bursa Saham Asia Berjuang Reli

PT Equity World | Bursa saham Asia sedang berjuang untuk reli pada perdagangan pagi ini. Hal ini karena pendapatan perusahaan Amerika Serikat (AS) yang sangat kuat, menyedot dana dari pasar negara berkembang dan masuk ke Wall Street.

Melansir Channel News Asia, Senin, 26 Juli 2021, lebih dari sepertiga perusahaan di bawah indeks S&P 500 akan melaporkan hasil kuartalan minggu ini, dipimpin oleh Facebook Inc, Tesla Inc, Apple Inc, Alphabet Inc, Microsoft Corp, dan Amazon.com.

Dengan lebih dari seperlima dari perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan, 88 persen perusahaan telah mengalahkan konsensus ekspektasi analis. Itulah alasan utama pengelola uang global telah menggelontorkan lebih dari USD900 miliar ke dalam dana AS pada paruh pertama 2021.

Seorang ekonom pasar senior di Capital Economics, Oliver Jones, mencatat pendapatan AS diproyeksikan sekitar 50 persen lebih tinggi pada 2023 daripada di tahun sebelum pandemi. Hal ini jauh lebih banyak daripada yang diantisipasi di sebagian besar ekonomi utama lainnya.

Dolar AS Kembali Perkasa, Harga Emas Antam Turun Rp 1.000 Hari Ini | PT Equity World

“Dengan begitu banyak optimisme yang tertanam, tampaknya bagi kami ‘angin puyuh’ dari perkiraan pendapatan yang meningkat, memberikan begitu banyak dukungan kepada pasar saham selama setahun terakhir, akan memudar,” kata dia memperingatkan.

Sedangkan indeks berjangka Nasdaq naik 0,1 persen di awal perdagangan, sementara S&P 500 berjangka tetap stabil. Saat dana berbondong-bondong ke Wall Street, pasar Asia sebagian besar telah tertekan. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang telah mengalami tren sideways sejak Maret dan naik hanya sebagian kecil pada Senin.

Indeks Nikkei Jepang melambung 1,6 persen di awal perdagangan, tapi tercatat turun dari level terendah tujuh bulan. Namun demikian, indeks Korea Selatan Kospi bernasib lebih baik berkat permintaan saham teknologi, tetapi sedikit berubah pada Senin.

Minggu ini juga dikemas dengan data AS yang seharusnya menggarisbawahi kinerja ekonomi yang lebih baik. Produk domestik bruto kuartal kedua diperkirakan menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 8,6 persen, sementara ukuran inflasi inti terlihat naik 3,7 persen tahunan pada Juni.

Federal Reserve bertemu pada Rabu, tidak ada perubahan dalam kebijakan yang diharapkan. Ketua The Fed Jerome Powell kemungkinan akan ditekan untuk mengklarifikasi seperti apa kemajuan lebih lanjut yang substansial pada pekerjaan.

Sejauh ini, pasar obligasi sangat tidak terganggu oleh prospek penurunan. Pada akhirnya imbal hasil obligasi 10-tahun AS telah jatuh selama empat minggu berturut-turut menjadi 1,28 persen.

Penurunan tersebut tidak banyak melemahkan dolar, sebagian karena imbal hasil Eropa telah jatuh lebih jauh di tengah ekspektasi berlanjutnya pembelian obligasi besar-besaran dari Bank Sentral Eropa.

Dolar juga telah naik tipis terhadap yen mencapai 110,57, tetapi masih jauh dari puncaknya baru-baru ini di 111,62. Penurunan euro telah mengangkat indeks dolar ke 92,891, jauh dari Mei di 89,533. Kenaikan dolar telah mengimbangi penurunan imbal hasil obligasi untuk membuat emas terikat di kisaran USD1.800 per ons.

Harga minyak bernasib lebih baik di tengah taruhan permintaan yang tetap kuat karena ekonomi global secara bertahap dibuka dan pasokan tetap ketat. Harga minyak brent diperdagangkan 23 sen lebih kuat pada USD74,33 per barel, sementara minyak mentah AS bertambah 20 sen menjadi USD72,27.

Leave a comment