Equityworld Futures | Harga Emas Diprediksi Menguat hingga Februari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Diprediksi Menguat hingga Februari 2024

Equityworld Futures | Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang melemah semakin terdorong dengan naiknya harga komoditas termasuk emas. Kenaikan harga emas diprediksi bakal berlangsung hingga Februari 2024. Di sektor saham, emiten di sektor komoditas dan energi diperkirakan akan terus menguat.

Equityworld Futures | Harga Emas Mulai Loyo, Tenang Ini Hanya Sementara!

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi, nilai tukar rupiah pada Selasa (24/10/2023) ditutup melemah di rentang Rp 15.910-Rp 15.970. Pada penutupan perdagangan, Senin (23/10/2023) sore, mata uang rupiah ditutup melemah 61 poin ke level Rp 15.933.

Pelemahan rupiah awal pekan ini diprediksi masih dipicu faktor global yang memperkuat dollar AS, terutama upaya pengendalian perang di Timur Tengah dan keraguan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga AS. ”Para pemimpin Perancis dan Belanda akan mengunjungi Israel minggu ini untuk mencari solusi atas konflik yang terjadi pada 7 Oktober setelah serangan Hamas,” kata Ibrahim dalam rilis tertulisnya.

Menguatnya dollar AS memicu kenaikan barang komoditas, seperti emas. Mengutip situs Trading Economics, harga emas ada di kisaran 1.977 dollar AS per troy ons.

Adapun di dalam negeri, harga emas keluaran PT Aneka Tambang (Antam) Tbk hari ini mengalami kenaikan meski melambat dibanding pekan sebelumnya, yaitu Rp 2.000 ke angka Rp 1,119 juta per gram. Menurut data, rekor harga emas Antam tahun ini terpecahkan pada 21 Oktober di angka Rp 1,1 juta per gram.

Ekonom and Financial Market Specialist Lucky Bayu Purnomo mengatakan, lonjakan harga emas yang terjadi di Oktober ini menandakan bahwa ruang spekulasi cukup tinggi bagi investor di produk kontrak berjangka seperti emas.

”Ini jadi sinyal volatilitas pasar tinggi dan emas dapat menguat di level 2.150 dollar AS per troy ons,” katanya.

Menurut prediksinya, kenaikan harga emas ini tidak hanya akan dipengaruhi sentimen luar negeri, tetapi juga internal seperti manuver politik menjelang Pemilu pada Februari 2024. Oleh karena itu, gejolak nilai tukar rupiah dan emas ini akan berlanjut sampai momen pesta demokrasi tersebut.

”Untuk sekarang kondisinya lebih menarik kita menyimpan emas,” ujarnya.

Jika investor berselera berinvestasi pada emas fisik, ia menganjurkan agar membeli 70 persen emas fisik dan 30 persen trading emas. Trading emas cocok bagi investor yang dapat mengelola aset saat fluktuasi harga tinggi. Ini bisa menguntungkan karena perdagangan emas akan menarik hanya sampai awal 2024.

Tren kenaikan harga emas juga membuat investor di pasar modal bisa menaruh uangnya tidak hanya di saham emiten tambang emas seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Investor, kata Lucky, bisa membeli saham emiten sektor energi, yang akan tetap positif karena peningkatan harga jual, imbas kenaikan harga minyak.

”Sektor energi juga menjadi pilihan karena kalau kita lihat mereka terdampak positif. Memang harga emas bisa mempengaruhi harga minyak, harga minyak memengaruhi harga emas. Jadi, saling memengaruhi satu sama lain,” jelasnya.

Pengamat Pasar Modal & Founder WH-Project, William Hartanto, mengatakan, kenaikan harga komoditas bisa memberikan dorongan terhadap sektor energi dan komoditas di pasar modal meskipun potensi penguatannya terbatas.

”Ketegangan politik luar negeri bisa menghasilkan pergerakan yang volatile dan biasanya yang paling terdampak adalah emas dan minyak mentah. Jadi, dengan adanya faktor-faktor ini, kedua komoditas ini memiliki peluang untuk menguat,” ujarnya.

Leave a comment